Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung menyimpan banyak misteri. Di antara misteri itu adalah frekuensi silent hypoxemia, atau hipoksia bahagia, seperti yang telah dijuluki di media.
Hipoksemia didefinisikan sebagai “penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah.” Ketika kadar oksigen darah mulai berkurang, seseorang mungkin mengalami sesak napas, juga disebut dispnea. Jika kadar oksigen darah terus turun, organ dapat mati, dan masalah ini akan mengancam nyawa.
COVID-19 pada dasarnya adalah penyakit pernapasan, dan kasus yang parah dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat diserap paru-paru. Tingkat oksigen darah ditemukan sangat rendah pada beberapa pasien COVID-19.
Oleh karena itu, perlu diwaspadai dengan munculnya happy hypoxia di kalangan pasien COVID-19 yang bisa menjadi ‘silent killer’.
Dalam artikel ini, Dr. P Srinivas, konsultan residen kami, Dokter spesialis paru-paru berbagi wawasan dan keahliannya tentang 'Happy Hypoxia'.
1. Ada ‘Pulse Oxymeter’ di pasaran. Bagaimana Kami Memverifikasi Keasliannya?
Dengan meningkatnya jumlah kasus positif COVID yang membutuhkan karantina di rumah, ada peningkatan kesadaran akan pemantauan rumah yang benar, termasuk peningkatan permintaan akan oksimeter
Sebagai konsumen yang cerdas, kita harus menghindari untuk membeli oksimeter yang palsu. Kami dapat memeriksa keaslian perangkat dengan daftar Perangkat Medis Malaysia, yang tersedia secara online.
2. Bagaimana Cara Menggunakan Oxymeter dengan Benar?
- 1: Hapus semua cat kuku. Setelah kuku bersih, jaga agar tangan tetap hangat
- 2: Diamkan selama minimal 5 menit
- 3: Tempatkan oksimeter denyut di jari anda.
- 4: Tunggu hingga pembacaan oksimeter stabil, lalu catat pembacaannya.
3. Seberapa
Sering Anda Harus Melakukan Pembacaan Oximeter?
Disarankan untuk
memantau status kesehatan dengan pulse oxymeter minimal 3 kali sehari.
4. Gejala Happy
Hypoxia.
- Happy hypoxia
terjadi ketika konsentrasi oksigen dalam tubuh turun hingga 95% atau di
bawahnya. Dalam kondisi normal, jika seseorang memiliki konsentrasi oksigen
tubuh yang rendah, mereka akan mengalami:
- Peningkatan
laju pernapasan hingga 40-50 napas per menit
- Pasien
perlahan-lahan mengalami kesulitan bernapas dan kelaparan udara
- Pasien
menjadi cemas dan berkeringat
Namun pada happy
hypoxia, pasien akan tetap tenang, mereka tidak akan menunjukkan gejala
tersebut, sehingga sulit mendeteksi jika mereka memiliki masalah. Kondisi ini
bisa berakibat fatal jika tidak terdeteksi sejak dini. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi happy hypoxia – dengan oksimeter, atau dengan jam tangan pintar yang
dapat mendeteksi oksigen dan denyut nadi, atau bahkan dengan ponsel pintar yang
memiliki fungsi serupa.
5. Jenis Olahraga Apa yang Direkomendasikan Untuk Pasien COVID-19?
Seperti yang kita ketahui, COVID-19 menyerang paru-paru sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. Latihan pernapasan sangat penting bagi pasien COVID-19. Latihan pernapasan akan membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan kapasitas paru-paru, yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup.
6. Anjuran dan
Larangan Untuk Diet COVID-19 Pasien
Pasien
disarankan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang, yang meliputi porsi
karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah segar.
Sayuran dan
buah-buahan segar menyediakan Vitamin C, A, dan D. Pasien disarankan untuk
banyak mengonsumsi cairan bening (2-3L per hari). Selain itu, daging yang
dimasak sebagian, makanan cepat saji kalengan, dan minuman tinggi gula harus
dihindari.
Dan yang paling
penting, pasien dianjurkan untuk berhenti merokok atau vaping untuk membantu
pemulihan.