Gejala Cacar Air
Cacar air atau varicella adalah infeksi virus yang sangat menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Cacar air paling banyak ditemui pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
Umumnya memakan waktu 10 hingga 21 hari untuk anak menunjukkan gejala setelah terpapar orang yang terinfeksi. Kasus cacar air yang ringan umumnya berlangsung selama 5-7 hari.
Gejala cacar air yang paling mudah dikenali adalah lepuhan berisi cairan (vesikel) yang gatal pada kulit anak yang terinfeksi. Benjolan merah (ruam) berisi cairan ini biasanya mulai muncul pada bagian muka, lalu menyebar ke seluruh tubuh (punggung, ketiak, area selangkangan, di bawah payudara, atau di sekitar alat kelamin, yaitu area yang tidak tertutupi pakaian dan terlindungi).
Cacar air menular sejak hari pertama sebelum ruam muncul, hingga semua lepuhan sudah mengering—biasanya 7 hari setelah gejala pertama muncul.
Gejala lainnya meliputi demam, kelelahan, hilang nafsu makan, dan sakit kepala.
Penularan Cacar Air
Cacar air sangat menular.
- Virus cacar air umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi, atau selaput lendir (misalnya mata atau hidung).
- Jika anak menyentuh mulut atau hidungnya saat ia sudah terinfeksi, orang lain dapat tertular dengan hanya menyentuh tangan anak tersebut.
- Infeksi cacar air juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lepuhan orang yang terinfeksi.
- Individu yang terinfeksi juga dapat mengontaminasi permukaan keras, seperti televisi, meja, atau tempat tidur. Umumnya, virus dapat tetap hidup hingga sekitar 2 jam pada permukaan keras, seperti gagang atau kenop pintu, atau area yang pernah disentuh langsung oleh tangan orang yang terinfeksi.
Komplikasi Cacar Air
Cacar air adalah penyakit anak yang umum, yang umumnya akan sembuh tanpa adanya komplikasi. Namun, pada kasus langka, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi, ibu hamil, remaja, dewasa, dan orang-orang dengan sistem imun yang lemah.
Pada beberapa kasus yang lebih parah, pasien dapat mengalami pneumonia, radang pembuluh darah, pembengkakan otak, dan infeksi aliran darah, tulang, atau sendi.
Orang dewasa yang terinfeksi cacar air dapat mengalami gejala dan komplikasi yang lebih parah dibandingkan dengan anak-anak.
Cacar api (herpes zoster) juga disebabkan oleh virus cacar air. Virus varicella menjadi tidak aktif dalam tubuh setelah orang tersebut pulih dari cacar air. Virus ini dapat menjadi aktif lagi dalam beberapa tahun ke depan, sehingga menimbulkan cacar api.
Pada cacar api, penderita akan mengalami ruam yang menyakitkan dan gatal pada satu bagian tubuh atau wajah. Rasa sakit atau menusuk-nusuk dapat muncul di area tempat ruam muncul.
Opsi Pengobatan Cacar Air pada Anak
Jika anak Anda menderita cacar air, dokter Anda dapat meresepkan losion calamine atau antihistamin untuk meredakan gatal, serta asetaminofen untuk mengontrol demam. Pada sebagian besar kasus, anak-anak yang sehat umumnya disembuhkan dengan istirahat yang cukup di tempat tidur, konsumsi cairan, dan mengontrol demam.
Namun, aspirin tidak boleh diberikan pada anak, karena adanya kemungkinan risiko lanjutan Sindrom Reye.
Pada kasus yang lebih parah, dapat diresepkan obat antivirus, tergantung pada tingkat keparahan infeksi, usia dan kesehatan pasien, serta cepat atau tidaknya penanganan.
Vaksinasi Cacar Air
Vaksin cacar air adalah cara yang aman dan efektif untuk melindungi diri dari virus varicella-zoster beserta komplikasi yang menyertainya.
Vaksin cacar air adalah virus hidup yang dilemahkan (virus penyebab penyakit yang dimodifikasi atau dilemahkan di laboratorium untuk menghasilkan organisme yang memperkuat daya tahan tubuh tanpa menyebabkan penyakit).
Vaksin cacar air diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama diberikan di antara usia 12 dan 15 bulan, umumnya berupa injeksi dosis tunggal. Dosis kedua dapat diberikan setidaknya 3 bulan setelah dosis pertama.
Terdapat vaksin yang mengombinasikan vaksin MMR dan cacar air dalam satu suntikan. Ini disebut MMRV (mumps/gondongan, measles/campak, rubella, dan varicella), yang dapat diterima oleh anak usia satu tahun ke atas.
Efektivitas dan Efek Samping Umum Vaksin Cacar Air
Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas vaksin varicella dua dosis berada dalam rentang 84% dan 98%. Menurut CDC, orang-orang yang divaksin cacar air masih memiliki antibodi setidaknya 10-20 tahun setelah menerima vaksin di masa kecilnya.
Vaksin ini sangat efektif untuk melindungi diri dari cacar air bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit tersebut berkat infeksi sebelumnya atau vaksinasi. Vaksin juga membantu mengurangi tingkat keparahan gejala dan komplikasi yang menyertainya, ketika seseorang terinfeksi virus tersebut, serta mengurangi risiko komplikasi lebih serius. Hal ini juga dapat membantu mengurangi penyebaran virus kepada mereka yang belum divaksin.
Maka, penting untuk anak mendapat vaksin cacar air untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari virus yang sangat menular ini. Secara keseluruhan, menerima vaksin varicella jauh lebih aman daripada terjangkit cacar air.
Walaupun jarang, beberapa individu dapat terinfeksi, bahkan setelah imunisasi. Namun, penyakitnya akan lebih ringan dibandingkan jika mereka tidak divaksin, dan mereka juga pulih lebih cepat.
Vaksin ini aman dan efektif, namun dapat memiliki efek samping ringan. Efek samping paling umum adalah kemerahan dan bengkak di area suntik, femam, demam, dan sakit kepala. Beberapa anak dapat mendeteksi ruam ringan yang berlangsung 1-2 hari setelah menerima vaksin.
Informasikan dokter Anda jika anak Anda mengalami reaksi alergi setelah dosis vaksin cacar air sebelumnya, atau reaksi alergi parah lain yang sudah ada sebelumnya, atau jika ia memiliki sistem imun yang lemah, atau jika memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat masalah sistem imun turunan atau bawaan.
Buat Janji Temu di Rumah Sakit Gleneagles
Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai vaksin cacar air, hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini untuk berkonsultasi, atau kunjungi Departemen Perawatan Anak di Rumah Sakit Gleneagles terdekat Anda.
